Jumat, 03 Juli 2015

[067] Al Mulk Ayat 009

««•»»
Surah Al Mulk 9

قَالُوا بَلَى قَدْ جَاءَنَا نَذِيرٌ فَكَذَّبْنَا وَقُلْنَا مَا نَزَّلَ اللَّهُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا فِي ضَلَالٍ كَبِيرٍ
««•»»
qaaluu balaa qad jaa-anaa nadziirun fakadzdzabnaa waqulnaa maa nazzala allaahu min syay-in in antum illaa fii dhalaalin kabiirin
««•»»
Mereka menjawab: "Benar ada", sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, maka kami mendustakan(nya) dan kami katakan: "Allah tidak menurunkan sesuatupun; kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar".
««•»»
They will say, ‘Yes, a warner did come to us, but we impugned [him] and said, ‘Allah did not send down anything; you are only in great error.’
««•»»

Dalam ayat ini diterangkan bahwa pertanyaan para malaikat itu dijawab oleh orang-orang kafir yang sedang sengsara ditimpa azab itu, "Sebenarnyalah, telah datang kepada kami seorang Rasul. Dia telah membacakan kepada kami ayat-ayat Tuhan dan telah memperingatkan kami akibat yang akan diterima oleh orang-orang yang tidak memperkenankan seruan para rasul itu. Akan tetapi kami mendustakannya; bahkan kami telah mengejek para rasul itu dengan mengatakan, "Hai orang yang telah mengaku menerima wahyu dari Allah. Sebenarnya tidak ada sesuatu wahyupun yang diturunkan Allah kepadamu, karena engkau bukanlah seorang rasul yang diutus kepada kami. Engkau hanyalah manusia biasa seperti kami juga, bahkan engkau lebih miskin dan rendah derajatmu daripada kami. Tidak ada guna dan faedahnya sedikitpun semua perkataan yang engkau ucapkan itu bagi kami, bahkan kamu seluruhnya yang mengaku bahwa kamu adalah rasul-rasul yang diutus oleh Tuhan, sebetulnya adalah orang-orang yang berada dalam kesesatan yang besar".

Pada ayat yang lain, Allah SWT berfirman:
وَسِيقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَى جَهَنَّمَ زُمَرًا حَتَّى إِذَا جَاءُوهَا فُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ يَتْلُونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِ رَبِّكُمْ وَيُنْذِرُونَكُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَذَا قَالُوا بَلَى وَلَكِنْ حَقَّتْ كَلِمَةُ الْعَذَابِ عَلَى الْكَافِرِينَ
"Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahanam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka telah sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?" Mereka menjawab: "Benar (telah datang)". Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang orang yang kafir.
(QS Az Zumar [39]:71)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Mereka menjawab, "Benar ada, sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, maka kami mendustakannya dan kami katakan, Allah tidak menurunkan sesuatu pun; tidak lain) tiadalah (kamu hanyalah di dalam kesesatan yang besar.") Kalimat in antum illaa fii dhalaalin kabiir dapat dianggap sebagai perkataan para malaikat penjaga neraka kepada orang-orang kafir sewaktu mereka dijelaskan sebagai orang-orang yang mendustakan rasul-rasul. Kalimat ini pun dapat pula dianggap sebagai perkataan orang-orang kafir sebagai alasan mereka tidak percaya kepada rasul-rasul.
««•»»
They will say, ‘Yes, a warner did indeed come to us, but we denied and said, “God has not revealed anything; you are assuredly in great error”’: this [last words] may be the words of the angels [spoken] to the disbelievers when they are told of the denial, or they may belong to the words of the disbelievers [spoken] to the warners.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 8][AYAT 10]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
9of30
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=67&tAyahNo=9&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#67:9

[067] Al Mulk Ayat 008

««•»»
Surah Al Mulk 8

تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ الْغَيْظِ كُلَّمَا أُلْقِيَ فِيهَا فَوْجٌ سَأَلَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيرٌ
««•»»
takaadu tamayyazu mina alghayzhi kullamaa ulqiya fiihaa fawjun sa-alahum khazanatuhaa alam ya/tikum nadziirun
««•»»
Hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga- penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: "Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?"
««•»»
almost exploding with rage. Whenever a group is thrown in it, its keepers will ask them, ‘Did there not come to you any warner?’
««•»»

Dalam ayat ini, diterangkan bahwa neraka itu menerima orang-orang kafir dengan kemarahan yang sangat. Demikian marahnya sehingga hampir saja mereka itu pecah berkeping-keping. Dalam keadaan demikian malaikat Zabaniyah pun menempelak dan mencerca mereka, "Tidak pernahkah datang kepada kamu seorang Rasul yang diutus Allah SWT yang memperingatkan kamu kepada azab Hari Kiamat yang menimpa kamu pada saat ini?" Hal ini juga menunjukkan bahwa Allah SWT tidak akan mengazab suatu kaum melainkan setelah Dia mengutus seorang Rasul dan mereka tidak mengindahkan seruan Rasul itu.

Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman:
وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولًا
Dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang Rasul.
(QS Al Israa' [17]:15)

Dari ayat ini, dipahami bahwa manusia dituntut melaksanakan perintah-perintah Allah dan menghentikan larangan-larangan-Nya, jika telah disampaikan kepada mereka seruan Rasul yang diutus-Nya kepada mereka; baik seruan itu disampaikan secara langsung maupun secara tidak langsung, yaitu dengan perantaraan orang-orang yang telah beriman kepada-Nya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Hampir-hampir neraka itu terpecah-pecah) menurut suatu qiraat lafal tamayyazu dibaca tatamayyazu sesuai dengan asalnya, artinya terbelah-belah (lantaran marah) karena murka kepada orang kafir. (Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan orang) segolongan di antara orang-orang kafir (penjaga-penjaga neraka itu bertanya kepada mereka) dengan pertanyaan yang mengandung nada celaan, ("Apakah belum pernah datang kepada kalian seorang pemberi peringatan?") maksudnya seorang rasul yang memberikan peringatan kepada kalian akan azab Allah swt.
««•»»
almost exploding (tamayyazu: a variant reading has the original [form] tatamayyazu) ripped apart, with rage, in wrath against the disbelievers. Whenever a host, a group of them, is flung into it, its keepers ask them, an interrogation of rebuke: ‘Did there not come to you a warner?’, a messenger to warn you of God’s chastisement.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 7][AYAT 9]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
8of30
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=67&tAyahNo=8&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#67:8

[067] Al Mulk Ayat 007

««•»»
Surah Al Mulk 7

إِذَا أُلْقُوا فِيهَا سَمِعُوا لَهَا شَهِيقًا وَهِيَ تَفُورُ
««•»»
idzaa ulquu fiihaa sami'uu lahaa syahiiqan wahiya tafuuru
««•»»
Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak,
««•»»
When they are thrown in it, they hear it blaring, as it seethes,
««•»»

Dalam ayat ini, diterangkan keadaan neraka sebagai tempat yang disediakan bagi orang-orang kafir serta sikap neraka itu kepada orang-orang kafir sewaktu mereka dilemparkan ke dalamnya. Pada waktu orang-orang kafir dilemparkan ke dalamnya, terdengarlah oleh mereka suara gemuruh yang amat dahsyat dan menakutkan. Neraka itu kedengaran menggelegak seakan-akan periuk besar dan orang-orang kafir direbus di dalamnya dengan air yang mendidih dan menggelembung karena panasnya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan) yaitu suara yang tidak enak didengar sebagaimana suara keledai (sedang neraka itu menggelegar) yakni mendidih.
««•»»
When they are flung into it they hear it blaring, [producing] a horrid sound like that of an ass, as it seethes,
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 6][AYAT 8]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
7of30
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=67&tAyahNo=7&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#67:7

[067] Al Mulk Ayat 006

««•»»
Surah Al Mulk 6

وَلِلَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
««•»»
walilladziina kafaruu birabbihim 'adzaabu jahannama wabi/sa almashiiru
««•»»
Dan orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, memperoleh azab Jahannam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.
««•»»
For those who defy their Lord is the punishment of hell, and it is an evil destination.
««•»»

Telah menjadi ketetapan dan sunah Allah SWT bahwa setiap orang yang memperserikatkan-Nya, mendustakan para rasul yang diutus-Nya serta ingkar kepada-Nya akan dimasukkan ke dalam neraka. Neraka itulah tempat yang paling buruk yang disediakan bagi mereka.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan orang-orang yang kafir kepada Rabb mereka, memperoleh azab Jahanam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali) yakni neraka Jahanam.
««•»»
And for those who disbelieve in their Lord there is the chastisement of Hell, and [what] an evil journey’s end!, it is.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 5][AYAT 7]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
6of30
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=67&tAyahNo=6&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#67:6

[067] Al Mulk Ayat 005

««•»»
Surah Al Mulk 5

وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَجَعَلْنَاهَا رُجُومًا لِلشَّيَاطِينِ وَأَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ السَّعِيرِ
««•»»
walaqad zayyannaa alssamaa-a alddunyaa bimashaabiiha waja'alnaahaa rujuuman lilsysyayaathiini wa-a'tadnaa lahum 'adzaaba alssa'iiri
««•»»
Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.
««•»»
We have certainly adorned the lowest heaven with lamps, and made them missiles against the devils, and We have prepared for them punishment of the Blaze.
««•»»

Setelah Allah SWT menyatakan bahwa tidak terdapat kekurangan sedikit pun dalam ciptaan-Nya, Dia menegaskan bahwa Dia-lah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Agung, dengan mengatakan: "Allah SWT telah menghias langit yang terdekat ke bumi dengan matahari yang bersinar terang pada siang hari, bulan dan bintang-bintang yang bersinar pada malam hari, yang dapat dilihat oleh manusia setiap datangnya siang dan malam. Langit yang berhiaskan dengan matahari, bulan dan bintang-bintang yang bersinar itu terlihat oleh manusia seakan-akan rumah yang berhiaskan lampu-lampu yang gemerlapan di malam hari; menyenangkan hati orang yang memandangnya".

Perumpamaan yang dikemukakan ayat di atas merupakan perumpamaan yang indah dan langsung mengenai sasarannya, yaitu alam semesta ini diumpamakan seperti rumah. Rumah merupakan tempat tinggal manusia, tempat mereka berlindung dari terik matahari dan tempat berteduh di waktu hujan, tempat mereka bersenang-senang dan beristirahat, tempat mereka membesarkan anak-anak mereka dan sebagainya. Demikianlah alam ini diciptakan Allah untuk kepentingan manusia pula.

Bintang-bintang itu di samping menghiasi langit, juga dapat menimbulkan nyala api yang dapat digunakan untuk melempari setan yang terkutuk yang mendengar-dengar pembicaraan penduduk langit.

Sebagian ulama ada yang menafsirkan ayat ini sebagai berikut: "Allah SWT menciptakan bintang-bintang sebagai hiasan dunia dan untuk menimbulkan rezeki bagi manusia, yaitu dengan adanya siang dan malam dengan segala macam manfaatnya yang dapat diperoleh darinya Rezeki yang diperoleh manusia karena adanya siang dan malam itu, ada yang menjadi sebab timbulnya kebaikan dan ada pula yang menjadi sebab timbulnya kejahatan yang dapat mengobarkan hawa nafsu jahat.

Berkata Qatadah, "Allah SWT menciptakan bintang-bintang itu mempunyai tiga tujuan, yaitu untuk menghiasi langit, untuk melempar setan dan untuk menjadi petunjuk dan alamat bagi para musafir yang sedang berada dalam perjalanan, baik di darat, di laut maupun di ruang angkasa ang maha luas ini barangkali Qatadah menerangkan di antara tujuan Allah menciptakan bintang-bintang yang ia ketahui, karena banyak lagi tujuan yang lain, baik yang telah diketahui maupun yang belum diketahui oleh manusia Allah SWT. Maha luas pengetahuan-Nya lagi Maha Bijaksana

Demikianlah Allah SWT menciptakan bintang-bintang yang menghiasi cakrawala yang tidak terhitung banyaknya, yang dapat dimanfaatkan manusia sesuai dengan keinginannya yang hendak dicapainya. Jika keinginan yang hendak dicapainya itu adalah keinginan yang sesuai dengan keridaan Allah, tentulah Allah akan melapangkan jalan bagi tercapainya keinginan itu dan memberinya pahala yang berlipat ganda. Sebaliknya jika keinginan yang hendak dicapai itu adalah keinginan yang berlawanan dengan keridaan Allah maka bagi mereka disediakan azab yang pedih.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat) yang dekat dengan bumi (dengan lampu-lampu) dengan bintang-bintang (dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar) alat untuk melempar dan merajam (setan-setan) bilamana mereka mencuri pembicaraan para malaikat dengan telinga mereka; umpamanya terpisah batu meteor dari bintang-bintang itu yang bentuknya bagaikan segumpal api, lalu mengejar setan dan membunuhnya atau membuatnya cacat. Pengertian ini bukan berarti bahwa bintang-bintang itu lenyap dari tempatnya (dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala) yang besar apinya.
««•»»
And verily We have adorned the lowest heaven, the one closest to the earth, with lamps, with stars, and made them missiles against the devils, should they [attempt to] listen by stealth, in which case a meteor of fire detaches itself from the star, just like a brand is taken from a fire, and either kills that jinn or deprives him of his senses: it is not that the star itself is displaced from its position; and We have prepared for them the chastisement of the Blaze, the ignited Fire.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 4][AYAT 6]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
5of30
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
 http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=67&tAyahNo=5&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#67:5

[067] Al Mulk Ayat 004

««•»»
Surah Al Mulk 4

ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنْقَلِبْ إِلَيْكَ الْبَصَرُ خَاسِئًا وَهُوَ حَسِيرٌ
««•»»
tsumma irji'i albashara karratayni yanqalib ilayka albasharu khaasi-an wahuwa hasiirun
««•»»
Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.
««•»»
Look again, once more. Your look will return to you humbled and weary.
««•»»

Pertanyaan Allah SWT kepada manusia pada ayat di atas dijawab sendiri oleh Allah pada ayat ini: "Wahai manusia, sekalipun kamu berulang-ulang memperhatikan, mempelajari dan merenungkan seluruh ciptaan Allah, pasti kamu tidak akan menemukan kekurangan dan cacat, walau sedikitpun. Jika kamu terus-menerus melakukan yang demikian itu, bahkan seluruh hidup dan kehidupanmu digunakan untuk itu, akhirnya kamu hanya akan merasa dan tidak akan menemukan kekurangan itu, sampai kamu mati dan kembali kepada-Ku, Tuhanmu.

Dari ayat ini, dipahami bahwa tidak ada seorangpun di antara manusia yang sanggup mencari kekurangan pada ciptaan Allah. Jika ada di antara manusia yang sanggup, hal ini berarti bahwa dia mengetahui seluruh ilmu Allah. Sampai saat ini belum ada seorangpun yang mengetahuinya dan tidak akan ada seorangpun yang dapat memiliki seluruh ilmu Allah. Seandainya ada di antara manusia yang dianggap paling luas ilmunya, maka ilmu yang diketahuinya itu hanyalah merupakan bahagian yang sangat kecil saja dari ilmu Allah. Tetapi banyak di antara manusia yang tidak mau menyadari kelemahan dan kekurangannya itu, sehingga mereka tetap ingkar kepada-Nya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Kemudian pandanglah sekali lagi) ulangilah kembali penglihatanmu berkali-kali (niscaya akan berbalik) akan kembali (penglihatanmu itu kepadamu dalam keadaan hina) karena tidak menemukan sesuatu cacat (dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah) yakni tidak melihat sama sekali adanya cacat.
««•»»
Then cast your eyes yet again, once and then twice, and your sight will return to you humbled, abject on account of it not perceiving any fissure, and wearied, unable to see any fissure.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 3][AYAT 5]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
4of30
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=67&tAyahNo=4&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#67:4

[067] Al Mulk Ayat 003

««•»»
Surah Al Mulk 3

الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا مَا تَرَى فِي خَلْقِ الرَّحْمَنِ مِنْ تَفَاوُتٍ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَى مِنْ فُطُورٍ
««•»»
alladzii khalaqa sab'a samaawaatin thibaaqan maa taraa fii khalqi alrrahmaani min tafaawutin fairji'i albashara hal taraa min futhuurin
««•»»
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali- kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?
««•»»
He created seven heavens in layers. You do not see any discordance in the creation of the All-beneficent. Look again! Do you see any flaw?
««•»»

Allah SWT menerangkan bahwa Dialah yang menciptakan tujuh lapis langit; sebahagian lapisan langit itu berada di atas lapisan yang lain di alam semesta. Tiap-tiap lapisan itu seakan-akan terapung kokoh di tengah-tengah jagat raya, tanpa ada tiang-tiang yang menyangga dan tanpa ada tali-temali yang mengikatnya. Tiap-tiap langit itu menempati ruangan yang telah ditentukan baginya di tengah-tengah jagat raya dan masing-masing lapisan itu terdiri atas ratusan ribu planet yang tidak terhitung banyaknya. Tiap-tiap planet berjalan mengikuti garis edar yang telah ditentukan baginya.

Allah SWT berfirman:
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا وَأَلْقَى فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِكُمْ وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ كَرِيمٍ
Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyahkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam-jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.
(QS Luqman [31]:10)

Semua lapisan langit beserta bintang-bintang yang terdapat di dalamnya tunduk dan patuh mengikuti ketentuan-ketentuan dan hukum-hukum yang ditetapkan Allah SWT baginya. Dan tetaplah lapisan langit beserta bintang-bintang itu seperti yang demikian sampai kepada waktu yang ditentukan baginya.

Allah SWT berfirman:
اللَّهُ الَّذِي رَفَعَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى يُدَبِّرُ الْأَمْرَ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ بِلِقَاءِ رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ
Allah lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.
(QS Ar Ra'ad [13]:2)

Menurut Ilmu Astronomi bahwa di jagat raya yang luasnya tiada terhingga itu, terdapat galaxi-galaxi atau gugusan-gugusan bintang yang di dalamnya terdapat ratusan ribu bintang-bintang yang tiada terhitung jumlahnya Bintang-bintang yang berada di dalam tiap-tiap galaxi itu ada yang kecil seperti bumi ini dan ada pula yang besar seperti matahari, banyak yang lebih besar dari matahari. Tiap-tiap galaxi itu mempunyai sistem yang teratur rapi, yang tiap-tiap sistem itu tidak terlepas dari sistem ruang angkasa seluruhnya. Adanya daya tarik menarik yang terdapat pada tiap-tiap planet itu, menyebabkan planet-planet itu tidak jatuh dan tidak berbenturan antara yang satu dengan yang lain, sehingga tetaplah ia terapung-apung dan beredar pada garis-garis edarnya di angkasa.

Bila dihubungkan pengertian ayat tersebut dengan yang dijelaskan Ilmu Astronomi itu, maka yang dimaksud dengan lapisan-lapisan langit yang tujuh itu, ialah galaxi-galaxi yang disebut dalam Ilmu astronomi. Sedang angka tujuh dalam bahasa Arab biasa digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang banyak jumlahnya. Karena itu yang dimaksud dengan lapisan langit yang tujuh itu adalah galaxi-galaxi yang banyak terdapat di langit. Dalam pada itu ada pula ahli tafsir yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan "tujuh lapisan langit" itu ialah tujuh bintang yang berada di sekitar matahari, dan ada pula ahli tafsir yang tidak mau menafsirkannya. Mereka menyerahkannnya kepada Allah SWT karena hal itu adalah pengetahuan Allah yang belum diketahui dengan pasti oleh manusia.

Demikianlah gambaran umum keadaan sistem galaxi-galaxi itu. Mengenai keadaan tiap-tiap planet yang tidak terhitung banyaknya ini, seperti bagaimana sifat dan tabiatnya, apa yang terkandung di dalamnya, bagaimana bentuknya secara terperinci dan sebagainya amat sedikit baru yang diketahui manusia. Seandainya ada pengetahuan manusia tentang ini, maka pengetahuan ini baru merupakan pengetahuan sekelumit kecil saja dari pengetahuan tentang galxi itu.

Demikianlah pengetahuan tentang jagad raya. Amatlah sombong seorang manusia yang mengakui tahu segala sesuatu. Betapapun luasnya pengetahuan seseorang, amatlah sedikit bila dibandingkan dengan pengetahuan Allah SWT. Apalagi jika seseorang mengumpamakan dirinya sebagai bumi tempat ia berdiam, kemudian melihat dirinya terletak di antara planet-planet yang banyak itu, tentulah akan merasa bahwa dirinya sebenarnya tidak ada artinya jika dibandingkan dengan makhluk Allah yang beraneka ragam bentuk dan coraknya yang tiada terhitung jumlahnya itu.

Kemudian Allah SWT memerintahkan manusia memandang langit dan bumi beserta isinya; kemudian memperhatikan masing-masingnya dan mempelajari sifat-sifat. Perhatikanlah matahari bersinar dan bulan bercahaya, sampai di mana guna dan faedah sinar dan cahaya itu bagi kehidupan seluruh makhluk yang ada. Perhatikanlah binatang ternak yang digembalakan di padang rumput, tumbuh-tumbuhan yang tumbuh menghijau, gunung-gunung yang tinggi kokoh menjulang kehijau-hijauan yang menyejukkan mata orang yang memandangnya; laut yang terhampar luas membiru; langit dan segala isinya. Semuanya tumbuh, berkembang, tetap dalam kelangsungan hidup dan wujudnya, serta berkesinambungan yang mempunyai sistem, hukum-hukum dan peraturan yang sangat rapi yang tidak terlepas dari sistem hukum-hukum dan peraturan-peraturan yang lebih besar daripadanya yaitu sistem, hukum-hukum dan peraturan yang berlaku pada seluruh alam yang fana ini Cobalah pikirkan dan renungkan:

"Apakah ada sesuatu cacat atau cela pada makhluk yang diciptakan Allah, demikian juga pada sistem, hukum-hukum dan peraturan yang berlaku padanya? Maha Besar dan Maha Pencipta Allah, Tuhan serui sekalian alam, tiada suatu cacat atau cela pun terdapat pada makhluk yang diciptakan Nya."

Kemudian Allah SWT melanjutkan pertanyaan-Nya kepada manusia: "Apakah kamu sekalian, hai manusia, masih ragu-ragu tentang kekuasaan dan kebesaran-Ku? Apakah kamu masih ragu-ragu tentang sistem, hukum-hukum dan peraturan yang Aku buat untuk makhluk-Ku, yang di dalamnya termasuk kamu sekalian? Jika kamu sekalian masih ragu-ragu, cobalah perhatikan, renungkan dan pelajari kembali dengan sebenar-benarnya. Apakah engkau masih mendapati dalam ciptaan-Ku itu suatu sebagian yang tidak sempurna?"

Dari pertanyaan yang dikemukakan ayat ini, dipahamkan seakan-akan Allah SWT menantang manusia, agar mencari kalau ada barang sedikit saja kekurangan dan ketidak sempurnaan pada ciptaan Allah. Seandainya ada kekuarangan, cacat dan cela dalam ciptaan Allah, pantas manusia mengingkari keesaan dan kekuasaan-Nya. Tetapi mereka kagum dan mengakui kerapian ciptaan Allah itu, bahkan mereka mengakui kelemahan mereka. Jika demikian halnya, maka keingkaran mereka itu bukanlah ditimbulkan karena ketidakpercayaan mereka kepada Allah, tetapi semata-mata karena kesombongan dan keangkuhan mereka semata-mata.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis) yakni sebagian di antaranya berada di atas sebagian yang lain tanpa bersentuhan. (Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Yang Maha Pemurah) pada tujuh langit yang berlapis-lapis itu atau pada makhluk yang lain (sesuatu yang tidak seimbang) yang berbeda dan tidak seimbang. (Maka lihatlah berulang-ulang) artinya lihatlah kembali ke langit (adakah kamu lihat) padanya (keretakan?) maksudnya retak dan berbelah-belah.
««•»»
Who created seven heavens in layers, one above the other without any contact [between them]. You do not see in the Compassionate One’s creation, of these or of other things, any irregularity, any disparity or discordance. Then cast your eyes again, turn them toward the heaven: Do you see, in it, any fissure?, any cracks or ruptures?
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 2][AYAT 4]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
3of30
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=67&tAyahNo=3&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#67:3

[067] Al Mulk Ayat 002

««•»»
Surah Al Mulk 2

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
««•»»
alladzii khalaqa almawta waalhayaata liyabluwakum ayyukum ahsanu 'amalan wahuwa al'aziizu alghafuuru
««•»»
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,
««•»»
He, who created death and life that He may test you [to see] which of you is best in conduct. And He is the All-mighty, the All-forgiving.
««•»»

Dalam ayat ini, bahwa Tuhan pemegang kekuasaan kerajaan dunia dan kerajaan akhirat serta menguasai segala sesuatunya itu, adalah Tuhan yang menciptakan kematian dan kehidupan. Hanya Dia sajalah yang menentukan saat kematian sesuatu makhluk. Jika saat kematian itu telah tiba tidak ada sesuatu pun yang dapat mempercepat atau memperlambatnya barang sekejappun. Demikian pula keadaan makhluk yang akan mati itu, tidak ada sesuatupun yang dapat mengubahnya dari yang telah ditentukan-Nya.

Allah SWT berfirman:
وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(QS Al Munaafiquun [63]:11)

Dan tidak seorangpun manusia atau makhluk hidup yang lain yang. Dapat menghindarkan diri dari kematian yang telah ditetapkan Allah itu;

Allah SWT berfirman:
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.
(QS An Nisa' [4]:78)

Demikian pula dinyatakan bahwa Allah SWT yang menciptakan kehidupan. Maksudnya ialah bahwa Dialah yang menghidupkan seluruh makhluk hidup yang ada di alam ini, Dialah yang menyediakan segala sesuatu keperluan hidup itu dan Dia pulalah yang memberikan kemungkinan kelangsungan jenis makhluk hidup itu, sehingga tidak terancam kepunahan. Kemudian Dia pulalah yang menetapkan lama kehidupan sesuatu makhluk dan menetapkan keadaan kehidupan seluruh makhluk. Dalam pada itu Allah SWT pun menentukan sampai kapan kelangsungan hidup suatu makhluk, sehingga bila waktu yang ditentukan-Nya itu telah berakhir, musnahlah jenis makhluk itu sebagaimana yang dialami oleh jenis-jenis binatang purba.

Diterangkan bahwa tujuan Allah menciptakan kematian dan kehidupan itu untuk menguji manusia, siapa di antara mereka yang beriman dan beramal saleh dengan mengikuti petunjuk-petunjuk yang dibawa Nabi Muhammad SAW. dan siapa pula yang mengingkarinya. Dari ayat di atas dipahami bahwa dengan menciptakan kehidupan itu Allah SWT memberi kesempatan yang sangat luas kepada manusia untuk memilih mana yang baik menurut dirinya. Apakah ia akan mengikuti hawa nafsunya, atau ia akan mengikuti petunjuk-petunjuk hukum dan ketentuan-ketentuan Allah SWT sebagai penguasa alam semesta ini. Seandainya manusia ditimpa azab yang pedih di akhirat nanti, maka azab itu pada hakikatnya ditimpakan atas kehendak diri mereka sendiri, dan jika mereka memperoleh kebahagiaan, maka kebahagiaan itu datang karena kehendak diri mereka sendiri pula.

Berdasarkan ujian itu pulalah ditetapkan derajat dan martabat seseorang manusia di sisi Allah. Semakin kuat iman seseorang semakin banyak amal saleh yang dikerjakannya dan semakin tunduk dan patuhlah ia mengikuti hukum dan peraturan Allah, semakin tinggi pulalah derajat dan martabat yang diperolehnya di sisi Allah. Sebaliknya jika manusia tidak beriman kepada-Nya, tidak mengerjakan amal yang saleh dan tidak taat kepada-Nya, ia akan memperoleh tempat yang paling hina di sisi-Nya.

Sehubungan dengan tafsir ayat ini, Rasulullah SAW bersabda:
أيكم أحسن عقلا وأورع عن محارم الله وأسرع فى طاعته عزوجل
"Siapakah di antara kamu yang paling baik pemahamannya (terhadap agama), yang paling kuat menahan diri dari mengerjakan larangan Allah dan yang paling bersegera melakukan taat kepada Allah `azza wa jalla?".
(lihat tafsir Al Maragi, halaman 6, juz 29, jilid X)

Maksudnya ialah: kehidupan duniawi itu adalah untuk menguji manusia siapa di antara mereka yang selalu mempergunakan akal dan pikirannya memahami agama Allah, memilih mana perbuatan yang paling baik dikerjakannya, sehingga perbuatannya itu diridai Allah; siapa yang tabah dan tahan mengekang diri dari mengerjakan larangan-larangan Allah dan siapa pula yang paling taat kepada-Nya.

Ayat ini mendorong dan menganjurkan agar manusia selalu waspada dalam hidupnya. Hendaklah mereka selalu memeriksa hati mereka, apakah benar-benar ia seorang yang beriman dan memeriksa segala yang akan mereka perbuat. Apakah yang akan mereka perbuat itu telah sesuai dengan yang diperintahkan Allah atau tidak. Atau yang akan mereka perbuat itu larangan Allah atau bukan larangan-Nya. Jika perbuatan itu telah sesuai dengan perintah Allah bahkan termasuk perbuatan yang diridai-Nya, hendaklah segera mengerjakannya, sebaliknya jika perbuatan itu termasuk larangan Allah SWT, maka jangan sekali-kali dilaksanakan.

Pada akhir ayat ini Allah SWT menegaskan bahwa Dia Maha Perkasa, tidak ada sesuatu makhlukpun yang dapat menghalangi kehendak-Nya, jika Ia hendak melakukan sesuatu, seperti hendak memberi pahala orang-orang yang beriman dan beramal saleh atau hendak mengazab orang yang durhaka kepada-Nya. Dia Maha Pengampun kepada hamba-hamba-Nya yang mau bertobat kepada-Nya dengan menyesali perbuatan dosa yang telah dikerjakannya, berjanji tidal: akan memperbuat dosa itu lagi serta berjanji pula tidak akan melakukan dosa-dosa yang lain.

Pada ayat ini Allah SWT menyebut secara bergandengan dua macam sifat dari sifat-sifat Nya, yaitu sifat Maha Perkasa dan sifat Maha Pengampun, seakan-akan kedua sifat ini adalah sifat yang berlawanan. Sifat Maha Perkasa memberi pengertian memberi kabar yang menakut-nakuti, sedang sifat Maha Pengampun memberi pengertian adanya harapan bagi setiap orang yang mengerjakan perbuatan dosa, jika ia bertobat. Hal ini untuk menunjukkan bahwa Allah SWT yang berhak disembah itu benar-benar dapat memaksakan kehendak-Nya kepada siapapun, tidak ada yang dapat menghalanginya, Dia mengetahui segala sesuatu, sehingga dapat memberikan balasan yang tepat kepada setiap hamba Nya, baik berupa pahala maupun berupa siksa. Dengan pengetahuan-Nya itu pula Dia dapat membedakan antara orang yang taat dan durhaka kepada-Nya sehingga tidak ada kemungkinan sedikitpun seseorang durhaka memperoleh pahala atau seseorang yang taat dan patuh memperoleh siksa.

Firman Allah SWT yang lain yang menyebut secara bergandengan kabar penakut dan pengharapan itu, ialah:
نَبِّئْ عِبَادِي أَنِّي أَنَا الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
وَأَنَّ عَذَابِي هُوَ الْعَذَابُ الْأَلِيمُ
Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih
(QS Al Hijr [15]:49-50)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Yang menjadikan mati) di dunia (dan hidup) di akhirat, atau yang menjadikan mati dan hidup di dunia. Nuthfah pada asalnya sebagai barang mati, kemudian jadilah ia hidup; pengertian hidup ialah karena ia mempunyai perasaan. Pengertian mati adalah kebalikannya. Pengertian lafal al-khalqu berdasarkan makna yang kedua ini berarti memastikan (supaya Dia menguji kalian) atau mencoba kalian di dalam kehidupan ini (siapa di antara kalian yang lebih baik amalnya) maksudnya yang paling taat kepada Allah. (Dan Dia Maha Perkasa) di dalam melakukan pembalasan terhadap orang yang durhaka kepada-Nya (lagi Maha Pengampun) kepada orang yang bertobat kepada-Nya.
««•»»
[He] Who created death, in this world, and life, in the Hereafter — or both of them in this world, since the sperm-drop is imbued with life, [life being] that [power] by which sensation becomes possible, death being the opposite of this or the non-existence of it — these being two [alternative] opinions; in the case of the latter [life in the Hereafter], ‘creation’ implies ‘ordainment’ — that He may try you, that He may test you in [this] life, [to see] which of you is best in conduct, [which of you] is most obedient to God, and He is the Mighty, in His vengeance against those who disobey Him, the Forgiving, to those who repent to Him;
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 1][AYAT 3]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
2of30
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=67&tAyahNo=2&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#67:2

[067] Al Mulk Ayat 001

««•»»
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
««•»»
bismi allaahi alrrahmaani alrrahiimi
««•»»
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

««•»»
In the Name of Allah, the All-beneficent, the All-merciful.

««•»»

Surah Al Mulk 1

تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
««•»»
tabaaraka alladzii biyadihi almulku wahuwa 'alaa kulli syay-in qadiirun
««•»»
Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,
««•»»
Blessed is He in whose hands is all sovereignty, and He has power over all things.
««•»»

Ayat ini menerangkan bahwa Allah SWT, Yang Maha Suci dan yang tidak terhingga rahmat-Nya, adalah penguasa segala kerajaan dunia yang fana ini dengan segala macam isinya, dan kerajaan akhirat yang terjadi setelah lenyapnya kerajaan dunia;

sebagaimana firman Allah SWT:
جَمِيعًا وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(QS Al Ma'idah [5]:17)

Dan firman Allah SWT:
بِسمِ اللَّهِ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ
الحَمدُ لِلَّهِ رَبِّ العالَمينَ
الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ
مالِكِ يَومِ الدّينِ

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai hari pembalasan.

(QS Al Fatihah [1]:1-4)

Allah SWT, penguasa kerajaan dunia; berarti Dia4ah yang menciptakan seluruh alam ini beserta segala yang terdapat di dalamnya. Dia pulalah yang mengembangkan, menjaga kelangsungan wujudnya, mengatur, mengurus, menguasai dan menentukan segala sesuatu yang ada di dalamnya, menurut yang dikehendaki-Nya. Dalam mengatur, mengurus, mengembangkan dan menjaga kelangsungan wujud alam ini, Dia menetapkan hukum-hukum dan peraturan-peraturan. Semua wajib tunduk dan mengikuti hukum-hukum dan peraturan yang dibuat-Nya itu. Tidak ada sesuatu pengecualian pun. Apa dan siapa saja yang tidak mau tunduk dan patuh, serta mengingkari hukum-hukum dan peraturan-peraturan itu pasti akan binasa atau sengsara.

Hukum-hukum dan peraturan-peraturan Allah SWT yang berlaku di alam ini berupa:

  1. Sunatullah.
  2. Agama Allah.
Pertama
Sunatullah, ialah hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan Allah SWT, yang berlaku di alam semesta ini; baik bagi makhluk hidup maupun benda mati, baik bagi manusia maupun bagi binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda yag tidak bernyawa, baik bagi bumi dengan segala isinya maupun bagi seluruh planet-planet yang terapung beredar di jagat raya yang tiada terpermanai luasnya itu. Di antara hukum dan peraturan Allah itu, ialah api membakar, air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, hukum Pascal, hukum Archimedes. Manusia hidup memerlukan oksigen, makan minum, baik berupa makan minum jasmani maupun makan minum rohani. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk masyarakat. Tiap-tiap planet, termasuk bumi, mempunyai daya tarik menarik dan berjalan pada garis edarnya yang telah ditentukan; dan banyak lagi hukum-hukum dan peraturan-peraturan Allah, baik yang telah diketahui manusia, maupun yang belum diketahuinya

Pelanggaran terhadap hukum dan peraturan Allah berarti kesengsaraan dan kebinasaan bagi yang melanggarnya. Seperti memasukkan tangan ke dalam api berakibat terbakarnya tangan tersebut, merusak alam atau menebang hutan yang melampaui batas, berakibat banjir dan kerugian bagi manusia. Bahkan bintang-bintang dan meteor yang menyalahi hukum Allah akan mengalami kehancuran.

Ke·dua
Ialah agama Allah. Agama Allah berisi petunjuk-punjuk bagi manusia. Dengan mengikuti petunjuk-petunjuk itu manusia akan berbahagia hidup di dunia dan di akhirat nanti. Agama yang berisi petunjuk-petunjuk itu diturunkan Allah kepada para rasul yang telah diutusnya; sejak dan Nabi Adam A.S., sampai kepada Nabi Muhammad SAW., sebagai Nabi dan Rasul Allah yang terakhir, penutup dari segala Rasul dan Nabi. Manusia yang hidup setelah diutusnya Nabi Muhammad SAW., sampai akhir zaman nanti, wajib mengikuti agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW., seandainya mereka ingin hidup berbahagia di dunia dan akhirat nanti.

Demikianlah Allah SWT yang menguasai, mengurus, mengatur dan menjaga kelangsungan wujud alam ini, menetapkan undang-undang dan peraturan-peraturan, sehingga dengan demikian terlihat semuanya teratur rapi, indah dan bermanfaat bagi manusia. Apabila seorang warga negara wajib tunduk dan patuh kepada hukum-hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku di negaranya, tentulah ia harus lebih wajib lagi tunduk dan patuh kepada hukum dan peraturan Allah yang menciptakan, memberi nikmat dan menjaganya. Jika suatu negara menetapkan sangsi-sangsi bagi setiap warga negara yang melanggar hukum hukum dan peraturan-peraturan yang telah ditetapkannya, maka Allah lebih menetapkan sangsi dan mengadili dengan seadil-adilnya setiap makhluk yang mengingkari hukum dan peraturan yang telah dibuat-Nya.

Di samping sebagai penguasa kerajaan dunia, Allah SWT juga menguasai kerajaan akhirat, yang ada setelah hancurnya seluruh kerajaan dunia. Kerajaan akhirat merupakan kerajaan abadi; dimulai dari terjadinya Hari Kiamat, hari kehancuran dunia, dibangkitnya manusia dari kubur. Kemudian dikumpulkan di padang Mahsyar untuk diadili dan ditimbang amal dan perbuatannya. Dari pengadilan itu diputuskanlah: mana yang beriman dan berat amal salehnya dibandingkan dengan kesalahan yang telah diperbuatnya, maka ia diberi balasan dengan menyediakan surga, tempat yang penuh kenikmatan. Sebaliknya jika perbuatan jahat yang telah dikerjakannya selama hidup di dunia lebih berat dari iman dan amal saleh yang telah dilakukannya, maka balasan yang mereka peroleh adalah neraka, tempat yang penuh kesengsaraan yang tiada taranya. Kehidupan di akhirat, baik di surga maupun di neraka adalah kehidupan yang kekal.

Di surga Allah melimpahkan kenikmatan dan kebahagiaan kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh sedang di neraka Allah menimpakan siksaan yang sangat berat kepada orang-orang kafir dan berbuat jahat.

Allah berfirman:
بَلَى مَنْ كَسَبَ سَيِّئَةً وَأَحَاطَتْ بِهِ خَطِيئَتُهُ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

(Bukan demikian), yang benar: barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.

(QS Al Baqarah [2]:81-82)

Pada akhir ayat ini, ditegaskan bahwa Allah SWT sebagai penguasa kerajaan dunia dan kerajaan akhirat, Maha Kuasa atas segala sesuatu, tidak ada sesuatu pun yang membandingi kekuasaan-Nya itu dan tidak ada sesuatupun yang dapat luput dari kekuasaan-Nya itu.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Maha Suci Allah) Maha Suci dari sifat-sifat semua makhluk (Yang di tangan kekuasaan-Nyalah) yang berada dalam pengaturan-Nyalah (segala kerajaan) segala kekuasaan dan pengaruh (dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu).
««•»»
Blessed, exalted above the attributes of created beings, is He in Whose hand, at Whose disposal, is [all] sovereignty, [all] authority and power, and He has power over all things.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 2]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
1of30
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=67&tAyahNo=1&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#67:1